TEORI FAMILY SISTEM
Pendahuluan
Akibat struktur dan peran yang dipunyai oleh para anggotanya sangat
bervariasi dari suatu masyarakat ke masyarakat lain, sehingga istilah keluarga
tidak mudah didefinisikan. Secara tradisional, keluarga diartikan sebagai
dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan
atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedang Morgan
(1977) dalam Sitorus (1988) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu kelompok
sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan
ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua-anak) sekaligus. Namun
secara dinamis individu yang membentuk sebuah keluarga dapat digambarkan
sebagai anggota dari kelompok masyarakat yang paling dasar yang tinggal bersama
dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan individu maupun antar individu
mereka.
II.
Rumusan masalah
A.
Definisi keluarga
B.
Fungsi
keluarga
C.
Hakikat manusia
D.
Konsep pendekatan teori keluarga
E.
Tahap-tahap konseling
III.
Pembahasan
A.
Definisi keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil,tetapi tidak
selalu ada hubungan darah,ikatan perkawinan atau ikatan –ikatan lain,mereka
hidup bersama dalam satu rumah(tempat tinggal),biasanya dibawah asuhan seorang
kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. (Dep.Kes.RI. 2001)
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga dan berinteraksi satu sama lain dan didalam
peranannya masing-masing dan menciptakan serta memperhatikan suatu kebudayaan.
(Salvician G.Bailon dan Maglaya).[2]
Menurut Bowen, keluarga merupakan suatu sistem di mana setiap anggota
memiliki peran untuk bermain dan aturan untuk menghormati. Anggota sistem
diharapkan untuk menanggapi satu sama lain dengan cara tertentu sesuai dengan
peran mereka, yang ditentukan oleh perjanjian hubungan. Dalam batas-batas
sistem, pola berkembang sebagai perilaku anggota keluarga tertentu yang
disebabkan oleh dan menyebabkan perilaku anggota keluarga lain dengan cara yang
dapat diprediksi. Mempertahankan pola yang sama dari perilaku dalam suatu
sistem dapat menyebabkan keseimbangan dalam sistem keluarga, tetapi juga untuk
disfungsi. Sebagai contoh, jika seorang suami depresi dan tidak bisa menguasai
diri, istri mungkin perlu untuk mengambil tanggung jawab lebih untuk mengambil
kendur.Perubahan peran yang dapat menjaga stabilitas dalam hubungan, tetapi
juga dapat mendorong keluarga menuju keseimbangan yang berbeda[3]
B.
Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
Ø Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
Ø Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
Ø Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
Ø Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
Ø Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan sakit.[4]
C. Hakikat manusia
Hakikat manusia dalam family
systems secara singkat dapat dijelaskan bahwa manusia dalam
perkembangan kehidupannya akan selalu berhubungan dengan sistem kehidupan.
Usaha untuk berubah akan difasilitasi dengan sebaik-baiknya dengan
mempertimbangkan hubungan atau keluarga secara keseluruhan. Oleh karena itu,
pendekatan penanganan secara komprehensif ditujukan pada keluarga. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keluarga merupakan unit interaksional, yang memiliki sejumlah ciri
unik sendiri, sehingga memungkinkan untuk terjadinya penilaian yang kurang
akurat dari perhatian secara individual tanpa mengamati interaksi anggota
keluarga lainnya. Meneliti dinamika internal individu tidak hanya cukup
memperhatikan hubungan interpersonal, karena akan memberikan gambaran yang
tidak lengkap.
Keluarga memberikan
konteks primer untuk memahami bagaimana individu berfungsi dalam hubungan
dengan orang lain dan bagaimana mereka berperilaku. Keluarga dipandang sebagai unit fungsional lebih dari kumpulan peranan
anggota. Tindakan anggota keluarga secara individual akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga lainnya, dan interaksi mereka memiliki pengaruh timbal balik
untuk setiap individu dalam keluarga tersebut yang terjadi baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Goldenberg dan Goldenberg (2010)
menunjukkan perlunya seorang terapis atau konselor untuk melihat perilaku
secara menyeluruh, termasuk semua gejala yang diekspresikan oleh individu, ditambahkannya,
orientasi sistem tidak menghalangi untuk menangani dinamika secara individu.
Sebagaimana dengan
perkembangan individu, Family Systems dapat dilihat sebagai suatu proses
perkembangan yang berkembang dari waktu ke waktu. Model perkembangan kehidupan
keluarga meliputi family life cycle (siklus kehidupan keluarga) dan the family life spiral.[5]
D.
Konsep pendekatan teori keluarga
Membangun
Keluarga Kompak dengan Berbagai Pendekatan
1. Pendekatan Teori Struktural
Pendekatan struktural dalam membangun keluarga lebih ditekankan pada konsep
bahwa keluarga itu lebih dari sekedar individu-individu biopsychodinamic dari
anggota keluarga.Dimana para anggota keluarga saling berhubungan sesuai dengan
susunan yang jelas dan pasti untuk menentukan transaksinya.Susunan tersebut
meskipun tidak tegas diakui namun secara keseluruhan merupakan struktur
keluarga.
2. Pendekatan Teori Komunikasi
Menurut teori komunikasi, semua perilaku
adalah komunikasi baik dalam bentuk verbal maupun non verbal. Setiap komunikasi memiliki isi yang akan disampaikan dan perintah
(pada umumnya tersirat ). Komunikasi dapat berbentuk gerakan, isyarat, bahasa
tubuh, tekanan suara, postur, intensitas atau tekanan terhadap apa yang
dibicarakan. Bila hubungan didasarkan pada kesetaraan (equality), maka pola ini
bersifat simetris.Pola simetris memungkinkan kedua belah pihak untuk saling
terbuka dan dapat memunculkan ‘persaingan’. Sedangkan bila salah satu pihak
berada dalam posisi superior dan pihak yang lain dalam posisi inferior, maka
pola hubungan tersebut bersifat komplementer. Dalam pendekatan lain, komunikasi
dipandang sebagai serangakaian perilaku dan menentukan hubungan antar anggota
keluarga.
3. Pendekatan Teori Behaviora.
Penerapan metode behavior dalam keluarga adalah dengan menerapkan
prinsip-prinsip berupa proses belajar individu (human learning) dalam
meningkatkan perilaku yang lebih baik maupun dalam merubah perilaku seperti
maladaptif, perilaku disfungsional dan problem-problem yang terjadi pada setiap
anggota keluarga (Goldenberg, 1985) 10. Pendekatan ini tidak lain adalah
pendekatan perilaku yang lebih ditekankan pada bagaimana perilaku orang tua
menjadi sumber keteladanan bagi anak.[6]
E.
Tahap-tahapkoseling
Proses
dalam konseling keluarga adalah:
1. Pengembangan Rapport, merupakan suasana hubungan
konseling yang akrab, jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan
dari konseli. Upaya pengembangan rapport ini ditentukan oleh aspek-aspek
diri konselor yakni kontak mata; perilaku non verbal (erilaku attending,
bersahabat/akrab, hangat, luwes, ramah, jujur/asli, penuh perhatian); dan bahas
lisan/verbal yang baik.
2. Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnya kemampuan untuk
menghargai perasaan masing-masing anggota keluarga, dan keinginan mereka agar
masalah yang mereka hadapi dapat terselesaikan semakin besar. Muncul dinamika
interaksi dari semua individu yang terlibat dalam konseling.
3. Pengembangan alternative modus perilaku. Dalam tahap ini, baik
konseli maupun anggota keluarga mengembangkan dan melatihkan perilaku-perilaku
baru yang disepakati berdasarkan hasil diskusi dalam konseling. Pada tahap ini
muncul home assignment, yaitu mencobakan/mempraktikan perilaku baru
selama masa 1 minggu (misalnya) di rumah, kemudian akan dilaporkan pada sesi
berikutnya untuk dibahas, dievaluasi, dan dilakukan tindakan selanjutnya. [7]
F.
Teknik-teknik konseling
Teknik-teknik dalam konseling keluarga
berkembang dengan pesat memasuki tahun 1970-an. Inovasi teknik terapeutik
diperkenalkan termasuk pendekatan behavioral yang dikaitkan dengan
masalah-masalah keluarga. Pada tahu 1980-an, konseling perkawinan dan konseling
keluarga menjadi satu. Para praktisi dari berbagai disiplin keahlian menjadikan
konseling keluarga sebagai ciri propesional mereka. Pada saat sekarang,
konseling keluarga lebih menekankan penanganan masalah-masalah secara
kontekstual daripada secara terpisah dengan individu-individu. Tantangan yang
dihadapi oleh konseling keluarga pada tahun 1980-an adalah mengintegrasikan
berbagai pendekatan konseling keluarga dan menggunakan kombinasi-kombinasi dari
teknik-teknik yang dibutuhkan untuk populasi-populasi yang berbeda.
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling
keluarga adalah:
a.Sculpting, yaitu teknik yang
mengijinkan anggota-anggota keluarga untuk menyatakan kepada anggota lain,
persepsinya tentang berbagai masalah hubungan yang ada diantara anggota-anggota
keluarga. Konseli dapat menyatakan isi hati dan persepsinya tanpa cemas.
Sculpting digunakan untuk mengungkapkan konflik keluarga melalui verbal, baik
perasaan maupun tindakan.
b. Role Playing, yaitu teknik dengan memberikan peran tertentu
kepada anggota keluarga. Peran tersebut adalah peran orang lain dikeluarga
tersebut. Contohnya anak diminta memainkan peran sebagai ayahnya. Tujuan teknik
adalah untuk konseli terlepas dari perasaan penghukuman, tertekan, dan lainnya.
c.
Silence, yaitu teknik
yang digunakan untuk menunggu suatu gejala perilaku baru muncul, pikiran baru,
respons baru. Teknik ini digunakan saat anggota keluarga berada dalam konflik
dan frustrasi karena salah satu anggota keluarga yang suka bertindak “kejam”,
sehingga mereka datang saat konseling dengan tindakan tutup mulut.
d. Confrontation,
yaitu teknik yang digunakan untuk mempertentangkan pendapat-pendapat anggota
keluarga yang terungkap dalam wawancara konseling keluarga. Tujuannya adalah
untuk anggota keluarga saling berterus terang, jujur, dn menyadari perasaan
masing-masing.
e.Teaching
via questioning, yaitu teknik mengajar anggota keluarga dengan cara
bertanya, contoh: “bagaimana kalau prestasimu menurun? Apakah kamu senang kalau
orangtuamu sedih?”
f. Listening,
yaitu teknik yang digunakan agar pembicaraan seorang anggota keluarga
didengarkan dengan sabar oleh yang lain. Tujuannya adalah untuk mendengarkan
dengan perhatian.
g. Recapitulating,
yaitu teknik mengikthisarkan atau merangkum/menginterpretasi pembicaraan yang
bergalau pada setiap anggota keluarga, dengan tujuan agar pembiacaraan menjadi
terarah dan terfokus.
h.Clarification,
yaitu teknik yang digunakan untuk memperjelas pernyataan atau
perasaan yang diungkapkan secara samar-samar oleh anggota keluarga. Biasanya
teknik ini lebih menekankan kepada aspek makna kognitif dari suatu pernyataan
verbal konseli atau anggota keluarga lainnya. [8]
IV.
Kesimpulan
Hakikat manusia dalam family systems secara singkat dapat
dijelaskan bahwa manusia dalam perkembangan kehidupannya akan selalu
berhubungan dengan sistem kehidupan. Usaha untuk berubah akan difasilitasi
dengan sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan hubungan atau keluarga secara
keseluruhan.
Keluarga memberikan
konteks primer untuk memahami bagaimana individu berfungsi dalam hubungan
dengan orang lain dan bagaimana mereka berperilaku. Keluarga dipandang sebagai unit fungsional lebih dari kumpulan peranan
anggota.
Membangun
Keluarga Kompak dengan Berbagai Pendekatan
1.
Pendekatan
Teori Struktural
2.
Pendekatan
Teori Komunikasi
3.
Pendekatan Teori
Behaviora.
V.
Penutup
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih ada kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mencapai
kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar