Daftar Blog Saya

Selasa, 23 Oktober 2012

Psikologi Konseling



KONSEP DASAR PSIKOLOGI
       I.            PENDAHULUAN
Psikologi telah lama di dominasi oleh pendekatan empiris terhadap study tentang individu. Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud. Yang kedua adalah Behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga kekuatan yang ketiga adalah psiko Eksistensial-Humanistik.
Dalam hal ini pemakalah akan mencoba membahas tentang ketiga aliran tersebut, perbedaan dan penangan masalah dari tiap-tiap aliran

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Konsep Dasar Psikologi, dan Perbedaannya
B.     Pandangan Tentang Manusia (Hakikat Manusia)
C.     Perilaku Bermasalah dari Tiap-Tiap Aliran
D.    Pendekatan dan Terapi yang di Berikan

 III.            PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Psikologi, dan Perbedaannya
1)      Konsep Dasar Psikologi
a)        Psikoanalisa
Aliran ini di prakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan fikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam prilaku dan fikiran.
Sumbangan utama dari teori ini yaitu:
§  Kehidupan mental individu menjadi bisa di hadapi
§  Tingkahlaku sering diketahui di tentukan oleh faktor-faktor tak sadar
§  Perkembangan pada masa kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian masa dewasa
§  Menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandaikan adanya mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan
§  Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan trasferensi-transferensi.[1]
b)        PsikoHumanistik
Aliran ini di prakarsai oleh Abraham Maslow, Rogers, dan jung. Dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perilaku harus belajar meahami manusia sebagai individu, tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.
Pendekatan eksisitensial meletakkan kebebasan, diterminasi diri, keinginan, dan putusan pada pusat keberadaan manusia. Jika kesadaran dan kebebasan di hapus dari manusia, maka dia tidak lagi hadir sebagai manusia, sebab kesanggupan-kesanggupan itulah yang memberikan kemanusiaan. Pandangan eksistensial adalah bahwa individu, dengan putusan-putusannya, membentuk nasib dan dan mengukir keberadaannya sendiri. Seseorang menjadi apa yang di putuskannya, dan dia harus bertanggungjawab atas jalan hidup yang ditempuhnya.[2]
c)        Psikobehafiorisme
Dilihat dari sejarahnya, konseling behavior tidak dapat dipisahkan dengan riset-riset perilaku belajar pada binatang, sebagaimana yang dilakukan Ivan Pavlov (abad ke-19) dengan teorinya classical conditioning. Berikutnya adalah Skinner yang mengembangkan teori belajar operan, dan sejumlah ahli yang secara terusmenerus melakukat riset dan mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil eksperimennya.

2)      Perbedaan antar aliran tersebut:
Ø  Aliran psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavior berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat dalam setiap diri individu.
Ø  Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit/pincang menurut Aliran psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut Aliran Behaviorisme, sementara aliran Humanistik memandang optimistik terhadap kodrat manusiayang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan-kekuatn negatif yang potensial menghambat.
Ø  Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, sementara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baikm lagi.
Ø  Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak-kanak dan tekanan-tekanan biologis, sedangkan Aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal suatu sistem kompleks yang bertingkahlaku menurut cara sesuai hukum yang ada  sementara menurut aliran humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.[3]

B.     Pandangan Tentang Manusia (Hakikat Manusia)
Tujuan dasar banyak pendekatan Psikoterapi adalah membantu individu  agar mampu bertindak. Dalam hal ini pandangan tantang manusia dilihat dari berbagai pendekatan antaralain:
1.      Psikoanalisis
Berangkat dari teori yang berkembang freud, Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi. Menurt pandangan Freud dinamika kepribadian terdiri dari energi psikis dibagikan kepada id, ego dan superego. prinsip-prisip psikoanalisis tentang hakikat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
§  Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak.
§  Sebagian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari.
§  Padadasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejaklahir.
§  Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan, dan mencari kenikmatan.
§  Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neorosis.
§  Pengalaman tunggal hanya dapat dipahami dengan melihat keseluruhan pengalamanseseorang.
§  Latihan pengalaman masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa.[4]
2.      Psikobehafiorisme
Secara umum ada dua prinsip yang mendominasi manusia, yaitu pikiran dan perasaan. Dalam emotif Behavior beranggapan bahwa setiap manusia yang normal memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yangbketiganya yang berlangsung secara simultan. Dalam memandang hakikat manusia behavior memiliki sejumlah asumsi tentang kebahagiaan dan ketidak bahagiaan dalam hubungannya dengan dinamika pikiran dan perasaan itu antara lain:
§  Pada dasarnya individu adalah unik.
§  Hambatan psikologis atau emotional adalah akibat dari cara berfikir yang irasional.
§  Berfikir irasional diawali dengan belajar tidak logis yang diperoleh dri orang tua dan kultur tempat dibesarkan.[5]

3.      Psikohumanistik
Psikohumanistik berfokus pada pada kondisi manusia. Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berfikir dan memutuskan. Semakin kuat  kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.

C.    Perilaku Bermasalah
1.      Psikoanalisa
Dalam psikoanalisa klasik ada dua faktor yang menyebabkan perilaku bermasalah, yaitu (1) dinamika yang efektif antara id, superego dan ego, dan (2) diperoleh melalui proses belajar sejak kecil
Jika individu dapat menyalurkan keinginan-keinginannya secara wajar yaitu, yang masih berada dalam pengendalian ego yang rasional dan sesuai realitasnya, maka gangguan tidak akan terjadi, anak akan menjadi sehat.[6]
2.      Psikobehavior
Perilaku yang bermasalah dalam pandangan ini dapat dimaknakan sebagaiperilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatifatau perilaku yang tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.[7]  
Penyebab gangguan perilaku adalah proses belajar yang salah. Bentuk kesalahan belajar itu ada dua.
Pertama, gagal mempelajari bentuk-bentuk perilaku atau kecakapan adaptif yang diperlukan dalam hidup. Kegagalan ini dapat bersumber dari tidakadanya kesempatan belajar.
Kedua, mempelajari tingkahlaku yang maladaptif. Misalnya, seorang anak yang sesudah dewasa cenderung negatif dan asosial karena dibesarkan ditengah keluarga yang retak dengan ayah pemabuk suka memukuli istri dan anak-anaknya.[8]
3.      Psikohumanistik
Menurut model Humanistik, penyebab gangguan perilaku adalah terhambatnya perkembangan pribadi dan kecenderungan wajar kearah kesehatan fisik dan mental. Hambatan itu sendiri dapat bersumber pada faktor-faktor berikut: (1) penggunaan meknaisme pertahanan diri yang berlebihan, (2) kondisi-kondisi sosial yang tidak menguntungkan serta proses belajar yang tidak semestinya, (3) stres yang berlebihan.[9]

D.    Pendekatan dan Terapi yang di Berikan
1.      Proses terapeutik psikoanalisa
Tujuan terapi psikoanalisa adalah membentuk kembali struktur karakter individual  dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari dalam diri klien.[10] Proses di fokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Analisis terlebih dahulu harus harus membangun hubungan kerja dengan klien, kemudian perlu banyak mendengarkan dan menafsirkan.
2.      Proses terapeutik psikobehafiorisme
Tujuan terapi ini adalah memberikan penghargaan positif tanpa syarat kepada klien karena berpendapat bahwa tidak ada manusia yang terkutuk dalam banyak hal.[11]
3.      Proses terapeutik psikohumanistik
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam dunia. Tujuan psikoterapi ini adalah membantu individu mengembangkan kemampuan untuk membuat pilihan dan keputusan secara tepat dan benar, tumbuh dan mencapai pemenuhan diri.  Menurut Buhlerdan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencangkup:
§  Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
§  Menyadari peran dari tanggungjawab terapis
§  Mengakui sifat timbalbalik dari hubungan terapeutik
§  Berorientasi pada pertumbuhan
§  Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh
§  Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhirterletak ditangan klien
§  Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan dan nilainya sendiri
§  Bekerja kearah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.





 IV.            KESIMPULAN

Teori gangguan perilaku diantaranya:
1.      Psikoanalisa
2.      Psikobehavior
3.      Psikohumanistik
Hakekat manusia menurut masing-masing aliran:
1.      Psikoanalisa
Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi. Menurt pandangan Freud dinamika kepribadian terdiri dari energi psikis dibagikan kepada id, ego dan superego.
2.      Psikobehavior
Dalam emotif Behavior beranggapan bahwa setiap manusia yang normal memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yangbketiganya yang berlangsung secara simultan
3.      Psikohumanistik.
Psikohumanistik berfokus pada pada kondisi manusia. Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berfikir dan memutuskan.
Perilaku yang bermasalah dalam pandangan ini dapat dimaknakan sebagaiperilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatifatau perilaku yang tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalh kami selanjutnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.




DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Bandung. PT Eresco. Cetakan pertama.1988
Latipun. Paikologi Konseling. Malang. UMM Press. Edisi ketiga.2010
Supratikyan. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta. Penerbit Kanisisus.2000



[1] Corey, Gerald. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi.bandung: PT.Eresco, 1998, hal, 13
[2] Ibid. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi.Hal,68
[3] http://alzenapresent.blogspot.com/2009/10/perbedaan-diantara-aliran-psikoanalisa.html
[4] Latipun. Psikologi Konseling. Malang: UMM Pres, 2010,hlm,53
[5] Ibid.  Hlm.78
[6] Ibid. Hlm.54
[7] Ibid. Hlm.89
[8] Supratikyan. Mengenal perilaku abnormal. Yogyakarta: Kanisius,2000,hlm.19
[9] Ibid. hlm.20
[10] Opcit. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi.Hal.36
[11] Opcit. Psikologi konseling.hlm.80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar