Daftar Blog Saya

Jumat, 22 Agustus 2014

Restu-Mu

Kehadirannya dihidupku, tak terlepas dari garis takdir-Mu..
Kini ketiadaannya di hari-harikupun atas Kuasa-Mu..
Membuatku, takmenghawatirkan takdir selanjutnya antara aku dan dia..
Kubiarkan mengalir apa adanya..
Tentunya, kuiringi Do'a dan Usaha untuk takdir terbaikku menurut-Mu.

Sakit dalam cinta sudah biasa..
Yang tak biasa itu..
Sakit yang terukir kini, tak membuatku jatuh..
karna telah kupastikan kau pantas atas kesabaranku.
Dan aku yakin, Sakit ini akan sirna dengan campur Tangan-Nya.

Mengupayakan yang terbaik untukmu karena-Nya
Membuat manis perjalanan hidupku menuju Ridza-Nya
Meningkatkan kedekatanku pada-Nya
Berharap, aku dan kamu mendapatkan Restu dari-Nya
Restu-Nya akan engkau sebagai imamku dunia akhirat-Nya

Kamis, 21 Agustus 2014

Episode

Awal cerita, kau yang memulainya.
Senyummulah yang mengawali segalanya.
Canda yang tak ku sangka, hadir dan berlanjut tanpa putus.
Episode 01, yang tak pernah ku tahu kapan itu dimulai.
Membuatku mampu merasakan manisnya Iman.

Berlanjut episode ke-02.
Yang mungkin tanpa sadar aku ikut berperan di dalamnya.
Awal hanya ada senyummu.
Kini hadir senyumku karenamu.
Dan rasa syukurkupun bertambah merekah pada-Nya.

Harapan besarkupun tercipta.
Untuk terus menyambung episode demi episode selanjutnya
Bersamamu ...
Dari saat tujuan yang berbeda, hingga menyatukan tujuan.
Dari tujuan yang disatukan, hingga menjaga tujuan yang telah dicapai bersama.

Jumat, 18 Juli 2014

RESKON

Resolusi Konflik

       I.            Pendahuluan

Konflik adalah hubungan antara dua pihak yang memiliki atau dipandang memiliki tujuan yang saling bertentangan. Konflik merupakan suatu fenomena yang tak dapat dihindarkan dalam kehidupan manusia karena memang ia merupakan bagian yang inheren dari eksistensi manusia iu sendiri.

Berbagai konflik yang muncul baik disekitar kita, maupun yang ada di media massa seringkali memunculkan hal negatif maka dari itu konflik tetaplah harus dihadapi dan ditangani serta diselesaikan oleh manusia, baik dalam posisinya sebagai pihak yang terlibat didalamnya maupun sebagai pihak ketiga yang tidak terlibat tapi berusaha untuk membantu pihak yang terlibat agar keluar dari konflik itu.

Ada banyak metode dan alat analisis konflik, diantaranya:

Ø  Stage of conflict (tingkatan konflik)

Ø  Timelines (garis waktu)

Ø  Conflict mapping (pemetaan konflik)

Ø  The ABC (Attitude Behaviour Context triangel) (segitiga ABC)

Ø  The onion (model bawang)

Ø  The conflict tree (pohon konflik)

Ø  Force-field analysis (analisis kekuatan lapangan)

Ø  Pillars

Ø  The pirmid (piramid)

Dalam kesempatan kali ini saya akan memfokuskan pada 2 alat analisis konflik, yaitu: pemetaan konflik (Conflict Mapping) dan tingkat konflik (Stage of Conflict) sesuai tugas yang telah di berikan dalam tugas kelompok, yang akan di jelaskan langsung dalam bentuk contoh untuk memudahkan dalam memahami dua alat analisis konflik ini.

    II.            Analisis Konflik

Analisis konflik adalah proses praktis untuk menguji dan memhami realitas konflik dari perspektif yang beragam kemudian menjadi dasar pijakan dalam pengembangan strategi dan perencanaan aksi. Karena konflik merupakan fenomena sosial yang kompleks, maka setiap usaha untuk menanganinya membutuhkan langkah-langkah persiapan yang terencana secara baik dan cermat. Dalam konteks ini, setiap orang yang bekerja dan aktif dalam penanganan konflik haruslah berusaha untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika. Hubungan dan isu-isu terkait dengan situasi (konflik) yang bisa membantu mereka untuk merencanakan strategi dan melakukan tindakan yang lebih baik.

Adapun kegunan dan manfaat dari analisis konflik yaitu ada beberapa macam:

Ø  Akan memberikan pemahaman latar belakang dan sejarah situasi konflik dan peristiwa (konflik) terkini.

Ø  Berguna untuk mengidentifikasi semua kelompok atau pihak relevan yang terlibat dalam konflik, tidak hanya pihak yang utama atau yang jelas yang terlibat konflik.

Ø  Memberikan pemahaman perspektif dari semua kelompok atau pihak yang terlibat dalam konflik dan untuk mengetahui lebih luas tentang bagaimana relasi mereka satu sama lain.

Ø  Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menopang konflik itu.

Ø  Untuk belajar dari kegagalan dan juga kesuksesan.

 III.            Contoh konflik

A.       CONFLICT MAPPING

Mapping conflict yaitu Sebuah teknik visual untuk memperlihatkan hubungan-hubungan antara para pihak dalam konflik.

Pemetaan konflik merupakan salah satu teknik yang sangat membantu dalam menganalisa dan memecahkan konflik. Melalui pemetaan konflik maka dapat di ketahui secara lebih mudah dan akurat hal-hal sebagai berikut:

Ø  Identitas para pihak yang terlibat (secara langsung/tidak langsung) dalam konflik

Ø  Jenis relasi para pihak yang terlibat dalam konflik

Ø  Berbagai kepentingan yang terlibat dalam konflik

Ø  Berbagai isu yang terlibat dalam konflik

Ø  Pihak yang dapat didorong dalam melakukan resolusi konflik

Pemetaan adalah suatu teknik yang dipakai untuk mempersentasikan konflik dalam bentuk gambar dengan menempatkan para pihak yang terlibat dalam konflik baik dalam hubungannya dengan masalah maupun antar para pihak sendiri.

Adapun pemetaan konflik memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

Ø  Untuk memahami situasi konflik lebih baik.

Ø  Untuk melihat hubungan yang lebih jelas antara pihak yang terlibat

Ø  Untuk mengklarifikasi dimana kekuatan utama itu terletak

Ø  Untuk mengecek sendiri keseimbangan atau aktifitas seseorang

Ø  Untuk mengetahui dimana sekutu/aliansi potensial berada

Ø  Untuk mengidentifikasi pengambilan tindakan

Ø  Untuk mengefaluasi apa yang telah dilakukan

Untuk membuat peta konflik yang baik, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

Ø  Tentukan konflik, kapan dan dari sudut pandang apa

Ø  Menempatkan diri dengan lembaga/organisasi dimana anda berkiprah

Ø  Pemetaan bersifat dinamis

Ø  Apa yang menjadi objek konflik dari para pihak

Untuk mendapatkan gambaran riil tentang bagaimana bentuk pemetaan konflik yang sudah jadi, maka berikut ini saya tunjukkan satu contoh:

 

Gambar atau peta di atas menunjukkan konflik dalam suatu keluarga dimana konflik utamanya terletak pada Ayah dan Anak Perempuannya yang dalam hal ini sang Ayah berusaha menjodohkan anak perempuannya dengan tetangganya yang telah memberikan hutang pada sang ayah.

Garis garis yang ada pada peta digunakan untuk mempersentasikan hubungan yang kuat antara masing masing pihak yang ada dalam konflik secara langsung ataupun tidak. Berbagai garis tersebut yaitu:

Ø                               = Berhubungan baik

Ø                               = Mendominasi

Ø                               = Konflik

Ø                                = Berhubungan Dekat

Ø                                = Retak

 

Ø                                = Permohonan Ditolak

Dapat dilihat dari pemetaan konflik diatas denga mengacu pada keterangan garis sebagai penunjuk hubungan setiap para pihak yang ada, yaitu:

1.        Hubungan ayah perempuan dengan anak perempuannya berkonflik, yang disebabkan perjodohan yang akhirnya perjdohan itu di terima atau tidak

2.        Hubungan sang ibu perempuan dengan anak perempuannya berhubungan dekat dan hubungan ibu tersebut dengan sang ayah retang karena sang ibu lebih memilih untuk membela anak perempuannya.

3.        Hubungan sang kakak laki-laki pihak perempuan mendominasi ayahnya karena lebih setuju untuk menjodohkan adik perempuannya dengan alasan tak ada jalan lain untuk dapat melunasi hutang ayahnya.

4.        Hubungan sang ibu yang juga retak dengan anak laki-lakinya yang dia anggap sama egoisnya dengan sang ayah

5.        Hubungan kakak perempuan dari pihak perempuan berhubungan baik dengan adiknya namun tak terlalu ikut campur dalam permasalahan, hanya saja sang kakak mencoba menenangkan hati adik perempuannya.

6.        Hubungan antara anak laki-laki dengan ayah perempuan terbilang baik, karena tidak ada pertentangan apapun.

7.        Hubungan anak laki-laki yang mendominasi kepada ayah dan ibunya untuk segera menikahkannya karena dirasa usianya telah lebih dari cukup unuk berkeluarga

8.         Ibu pihak laki-laki juga mendominasi kepada ayahnya untuk menuruti permintaan anak laki-lakinya. Sehingga

9.        Hubungan ayah laki-laki mendominasi Ayah perempuan untuk melakukan perjodohan dengan timbal baliknya itu pelunasan hutang yang dimiliki ayah perempuan kepada ayah laki-laki

10.    Namun hubungan anak laki-laki dan ayah pihak laki-laki tersebut permohonannya di tolak oleh anak perempuan, sehingga konflik antara anak perempuan dengan ayahnya tak terelakkan atas perbedaan keinginan keduanya (ayah dan anak perempuan).

11.    Dalam konflik ini ada kakak laki-laki dari ayah pihak laki-laki yang juga memiliki istri masih ada hubungan saudara dari ibu pihak perempuan.

12.    Sehingga ibu dari pihak perempuan mendominasi istri pakde pihak laki-laki untuk membantu dalam pemecahan masalah.

13.    Serta anak perempuan tersebut juga berhubungan baik dengan istri pakde pihak laki laki, yang juga meminta bantuan padanya untuk membicarakan baik-naik pada keluarga pihak laki-laki

14.    Sang istri disini mendominasi suaminya (pakde) untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

15.    Dalam konflik ini ada pihak yang sekiranya mampu untuk melakukan resolusi konflik, yaitu pakde dari pihak laki-laki (kakak dari ayah pihak laki-laki) karena berhubungan baik dengan ayak pihak laki-laki serta berhubungan baik dengan ibu dari pihak perempuan yang disebabkan istri dari pakde tersebut masih terbilang saudara dengan ibu pihak perempuan sehingga ibu dan anak perempuan mendominasi terhadap istri dari pakde pihak laki-laki untuk membantu ia dalam mendiskusikan kembali permasalahan perjodohan yang hanya di dasarkan atas hutang piutang melalui kakak laki-laki dari ayah pihak lakilaki.

Karena inti permasalahan ini terletak pada ayah pihak laki-laki yang memiliki kuasa penuh dalam konflik ini maka pihak yang mampu melakukan resolusi konflik langsung menghubungi titik inti dalam konflik dengan tujuan agar tak berlarut-larut dalam penyelesaian konflik tersebut.

Dari deskripsi masalah ini dapat di ketahui orang-orang yang terkait dalam konflik secara langsung:

1.        Pihak perempuan

Ø  Ayah

Ø  Anak perempuan

Ø  Ibu

Ø  Kakak laki-laki

Ø  Kakak perempuan

2.        Pihak laki-laki

Ø  Ayah

Ø  Anak laki-laki

Ø  Ibu

3.        Pihak berpotensi melakukan resolusi yaitu pakde dari pihak laki-laki/ kakak dari ayah pihak laki-laki yang sebelumnya melalui istri yang didominasi oleh ibu dan anak perempuan.

Issue dalam konflik ini yaitu (1). Masalah perjodohan (2). Hutang piutang antar dua keluarga. karena didalam perjodohan ada kepentingan dari pihak laki-laki untuk menikahkan anaknya yang telah berusia lebih dari cukup untuk berkeluarga, sedangkan dari pihak perempuan memiliki kepentingan yaitu lunasnya hutang piutang antara dua keluarga melalui perjodohan.

B.       STAGES OF CONFLICT

Stages of conflict yaitu identifikasi konflik menggunakan tingkatan konflik yang terdiri dari:

1.        Pre conflict (ditemukan hal yang memicu konfrontasi)

2.        Confrontasi (mulai terjadi konflik terbuka)

3.        Crisis (puncak konflik)

4.        Out come (kondisi sudah tidak berkonflik namun masih ada negatif pice)

5.        Past conflict (sudah berdamai)

Untuk mendapatkan gambaran riil tentang bagaimana bentuk tingkatan konflik yang sudah jadi, maka berikut ini saya tunjukkan satu contoh:

 

Gambar atau grafik di atas menunjukkan konflik antar sekolah yaitu MAN 1 Blora dengan SMK/STM 1 Blora Thn 2007. Yaitu dimulai pada hari Rabu pukul 14.00 WIB saat pertandingan futsal, pertandingan ter sebut juga bukan pertandingan biasa namun pertandingan yang bisa di sebut juga dengan perjudian karena dengan memasang taruhan masing-masing pihak Rp 500.000.

Dapat dilihat dari grafik tingkatan konflik diatas denga mengacu pada keterangan waktu di setiap kejadiannya dapat lebih jelas di deskripsikan sebagai berikut:

a.         Pada angka 1 pada pukul 14.00 WIB akan di mulainya pertandingan futsal, pada saat itu belum ada tanda-tanda akan terjadinya konflik

b.        Pada angka 2 yaitu pada menit ke 15 (14.15 WIB) saat bertanding seringkali terjadi adu badan. Dalam hal ini dapat di kategorikan pada PRE CONFLICT yaitu ditemukannya hal yang memicu confrontasi.

c.         Pada angka ke 3 yaitu telah ter jadi CONFRONTASI yaitu mulai terjadinya konflik terbuka antar kedua belah pihak akibat dirasakan masing masing pihak dalam pertandingan tersebut tidak sehat. Dengan bertanding secara kasar dan saling menyakiti lawan selalu berusaha dengan cara apapun untuk menang meski itu berbahaya.

d.        Pada angka ke 4 telah terjadi CRISIS yaitu pada pukul 15.00 WIB telah di nyatakan SMK/STM 1 Blora kalah dengan skor MAN: 5 dan SMK: 4. Selisih satu membuat siswa-siswa SMK 1 Blora tidak terima sehingga terjadilah perkelahian antar siswa MAN 1 Blora dengan SMK 1 Blora di dalam Gor.

e.         Hingga pada pukul 15.15 WIB yaitu yang di tunjukkan pada angka ke 5 perkelahian mulai reda karena petugas Gor membubarkan kedua belah pihak (terjadi OUT COME). Namun tidak berhenti pada saat itu. Selanjutnya

f.         Pada hari sabtu pukul 14.20 WIB yaitu pada angka ke 6 siswa SMK 1 Blora menghadang siswa MAN 1 Blora untuk menyerang atas kekalahan siswa SMK. Sehingga tawuran tak terelakkan lagi, dalam hal ini merupakan terjadinya CRISIS. Terlalu banyak pihak yang ada dalam tawuran yaitu sekitar 100 lebi orang dari SMK/STM 1 Blora sehingga tawuran tersebut sulit di hentikan. Tidak ada korban namun banyak yang terluka, para guru tak ada yang berani untuk menghentikan tawuran. Hingga akhirnya

g.        Pada pukul 17.45 WIB yaitu di tunjukkan oleh angka ke 7 barulah tawuran dapat di bubarkan setelah tibanya 2 Bus Barakuda. Namun berhentinya tawuran tak membuat kedua belah pihak berdamai (OUT COME).

h.        padaSetelah kejadian tersebut kedua sekolahan memang tidak melakukan tawuran lagi namun kedua belah pihak tidak berhubungan baik dan masih menyimpan prasangka negatif terhadap lawan hingga saat ini sehingga masih terbilang OUT COME .  di tunjukkan angka ke 8.

DAFTAR PUSTAKA

Jamil, M.Mukhsin. Mengelola Konflik Membangun Damai. Semarang: Walisongo Mediation Center.cet-1.2007